Article Detail
SISWA BELAJAR DENGAN MIND MAP
Mind Map yang diciptakan oleh Tony Buzan pada akhir tahun 60-an telah muncul sebagai jawaban yang paling ampuh untuk menjawab tantangan pada Era Kecerdasan (The Age of Intelligence). Bahkan Bill Gates mengatakan bahwa Mind Map merupakan The Thinking Tool for 21st Century.
Metode Mind Map sebagai Thinking Tool menggunakan semua kemampuan yang dimiliki oleh otak kiri dan otak kanan secara simultan – Whole Brain bagi seluruh siswanya mulai dari Pre-school hingga Kelas Eksekutif MBA.
Ketika guru menerapkan pembelajaran dengan Mind Map sebetulnya sedang melatih siswa agar kelak mampu berpikir melalui 3 (tiga) pilar utama, yaitu Radiant Thinking, Key Words dan Whole Brain memungkinkan seseorang berpikir secara free-flow, kritis dan kreatif. Sehingga ketika dewasa nanti diharapkan mereka dapat menggunakan konsep Mind Map untuk berbagai macam aktifitas dalam organisasi seperti : perencanaan (Planning), Note Taking/Making, pemecahan masalah (Problem Solving), Report Writing, curah-gagasan (Critical & Creative Thinking), Memorizing, presentasi (Presenting), and Revision.
Berawal dari pemikiran di atas siswa kelas 3 SD Tarakanita Solo Baru, dalam pelajaran IPA dengan mengenal lingkungan sehat dan tidak sehat, disajikan mind map, siswa membaca, mewarnai, menjawab pertanyaan lisan dan tertulis menggunakan media Mind Map ini. Keuntungan dari Mind Map ialah:
· Menghemat waktu persiapan bahan pelajaran
· Memudahkan perbaikan bahan pelajaran
· Memudahkan pengorganisasian bahan pelajaran
· Menyelaraskan penjelasan bahan belajar dengan waktu yang tersedia
· Membantu pemahaman siswa secara lebih mendalam-
there are no comments yet