Article Detail

Semua Ada Maknanya

Ketika insan Pendidikan mulai merasa senang karena dapat mengikuti pembelajaran secara tatap muka setelah sekian lama mengikuti pembelajaran secara daring. Saat itu mereka sedang dalam tahap penyesuaian kembali dari situasi belajar secara daring menjadi komunikasi belajar secara langsung. Banyak hal yang mestinya diolah kembali dengan perubahan situasi tersebut. Baik oleh guru, orang tua, maupun peserta didik. Mereka merubah dan membiasakan diri kembali untuk belajar secara tatap muka.

Karena situasi dan kondisi yang tidak terduga dan demi kepentingan yang lebih besar sekolah mengambil keputusan untuk mengadakan pembelajaran kembali secara daring. Peserta didik kembali belajar di rumah dengan pendampingan orang tua sepenuhnya. Hal ini menimbulkan beberapa reaksi dari orang tua peserta didik. Mereka menganggap kembali pembelajaran secara daring lebih baik karena untuk mencegah penularan covid varian terbaru. Ada juga yang beranggapan bahwa lebih baik jika ada anak yang terkena atau terpapar covid lah yang diminta istirahat di rumah daripada mengurbankan seluruh peserta didik. Ada yang tidak setuju dengan dengan alasan menambah beban pengeluaran keluarga karena menyediakan pulsa atau kuota internet, orang tua harus mengawasi anaknya di rumah, mengganggu aktivitas orang tua dan sebagainya.

Memang sebuah perubahan yang terjadi dan bersifat mendadak kadang menimbulkan reaksi yang bermacam-macam. Tidak hanya untuk kalangan orang tua tetapi juga dari pihak sekolah (para guru, kepala sekolah, dan karyawan) yang mesti mengambil sikap untuk tetap bertanggung jawab terhadap kelancaran proses belajar peserta didik. Pembelajaran secara daring selama seminggu merupakan sebuah solusi yang bijaksana. Karena setelah itu sekolah membuka kembali pembelajaran secara tatap muka dan tetap menaati protocol Kesehatan.

Pembelajaran secara daring juga didasari keadaan akan kekhawatiran penularan viris covid varian terbaru. Gejala penyakit tersebut seperti orang terkena flu, badan terasa lesu, panas, dan batuk. Dari laporan para wali kelas hampir semua kelas ada anak yang mengalami gejala seperti tersebut. Dengan keadaan tersebut sekolah mengambil keputusan pembelajaran secara daring. Kita sebagai warga sekolah (guru, karyawan, kepala sekolah, orang tua murid) tentunya secara bijak dapat mengambil hikmahnya. Kita semua dapat berpikir demi kepentingan yang lebih besar, kepentingan untuk orang banyak. Orang tua dapat mendampingi putera-puterinya belajar dengan baik, dapat mengarahkan dan memberikan kasih sayangnya secara penuh. Bagi guru juga dapat memberikan layanan daring secara berkualitas.

Disadari bahwa ada beberapa peserta didik yang mengalami kendala dengan pemnelajaran secara daring. Kendala itu antara lain keterbatasan alat komunikasi (HP), keterbatasan kuota internet, sinyal di daerah tertentu tidak lancer dsb. Terahadap keadaan tersebut [ara guru siap untuk memberikan penjelasan ulang saat pembelajaran dilakukan secara tatap muka.

Kembali saya mengajak bahwa segala peristiwa yang terjadi pasti ada hikmahnya. Juga mengajak kita semua untuk berpikir dan bertindak secara bijaksana.

Terima kasih.

Bonifasius Sriyono, S.Pd- Guru SD Tarakanita Solo Baru

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment