Article Detail
PERGULATAN SANG PENDIDIK
Munculnya
wabah Covid-19 di Indonesia memberikan dampak yang sangat besar terhadap sektor
pendidikan maupun perekonomian negara. Bagaimana tidak, semua sektor mengalami
perubahan yang derastis. Contohnya saja di sektor pendidikan, yang mulanya
terbiasa mengajar bertatap muka dan berinteraksi langsung dengan peserta didik,
sekarang harus merelakan untuk membatasi diri dengan cara belajar jarak jauh.
Ya, memang tidak mudah untuk melakukannya.
Rasa
kaget merupakan rasa yang menggambarkan pada minggu pertama pembelajaran jarak
jauh dimulai. Hal tersebut terlihat ketika pertama kali pemerintah memberikan
berita mengenai wabah Covid-19 masuk ke Indonesia, seluruh satuan pendidikan
memindahkan kegiatannya secara jarak jauh atau dengan kata lain yaitu dalam
jaringan (daring). Segala sarana berubah menjadi sarana digital.
Mau tidak mau seluruh tenaga pendidik harus bisa menguasai teknologi baru demi
menunjang pembelajaran.
Rasa
kewelahan pun juga dialami oleh tenaga pendidik. Bagaimana tidak, setiap hari
harus berlatih dengan teknologi yang canggih. Tenaga pendidik dituntut untuk
bisa mengoperasikan berbagai platform demi memotivasi peserta didik
untuk belajar. Selain itu juga terdapat faktor manajemen waktu yang sampai saat
ini masih menjadi boomerang tersendiri. Pasalnya kami sebagai guru harus
bisa memanage waktu dengan pekerjaan sebagai guru dan juga pekerjaan lainnya.
Setiap siang atau sore hari harus membuat materi, lembar kerja peserta didik,
PPT, dan lain sebagainya. Belum lagi kalau harus menjadwalkan tugas bagi
peserta didik, terkadang kendala yang dialami adalah sinyal yang kurang
memadahi. Selain itu kami juga harus memberikan reminder atau menagih
tugas kepada peserta didik yang belum mengumpulkan.
Pergumulan
yang kami rasakan tidaklah sampai disitu saja, pengalaman lost connection
juga kami rasakan. Pada awal PJJ kami saling berebut tempat untuk mendapatkan
sinyal yang bagus. Pengalaman ketika sedang PJJ, tiba-tiba di pertengahan
pembelajaran kehilangan sinyal, sehingga menghambat jalannya PJJ. Hal itulah
yang melatih kesabaran kami selama PJJ. Maka dari itu, kami berdiskusi
bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut. Diputuskan bahwa kami harus
bergantian dalam melakukan google meet atau zoom. Dahulu yang
pertama untuk melakukan PJJ adalah kelas bawah (1, 2, dan 3). Setelah itu
dilanjut dengan kelas atas (4, 5, dan 6). Durasi yang kami gunakan untuk google
meet atau zoom sebanyak 1 jam. Penentuan durasi tersebut didasari
atas kondisi atau keadaan peserta didik yang mungkin hanya memiliki sarana dan
jaringan yang terbatas pula.
Suka
duka kami rasakan bersama. Menjadi pengalaman berharga ketika harus melakukan
pembelajaran jarak jauh. Suatu hal yang tak pernah terpikirkan bagi kami untuk
melakukan PJJ tersebut. Mulai dari membentuk tim multimedia, berkoordinasi
dengan paralel permasalahan topik dan alur pembelajaran, waktu yang harus
terbagi-bagi, dan masih banyak lagi. Aktivitas seperti inilah yang menjadikan
kami terbiasa untuk melakukan pembelajaran dalam kondisi yang darurat.
Pengaruh
covid-19 ini juga memberikan dampak positif bagi kita semua. Salah satunya
adalah bagaimana kita harus disiplin dalam menjaga kebersihan diri. Diawali
dengan mencuci tangan dengan sabun, kemudian mengganti pakaian setelah dipakai,
mandi setelah berpergian, dan ditambah dengan menggunakan masker kemanapun kita
pergi. Tidak hanya itu saja, tetapi kita juga menjadi lebih dekat dengan
keluarga. Biasanya kita hanya bisa berkomunikasi dalam waktu tertentu, sekarang
bisa sewaktu-waktu untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.
Maria
Resita – Guru SD Tarakanita Solo Baru
-
there are no comments yet