Article Detail

SEMANGAT SANTO CAROLUS BORROMEUS BAGI ANAK JAMAN INI

A.    Siapa Carolus Borromeus

Carolus Borromeus adalah uskup dan kardinal dari keuskupan Milano, Italia. Hidup pada tahun 1538 – 1884. Ia meninggal pada usia 46 tahun. Pestanya dirayakan pada tanggal 4 November. Carolus Borromeus dilahirkan di Arona, Lombardia pada tanggal 2 Oktober 1538. Ayahnya adalah seorang bangsawan, dan ibunya keturunan de Medici. Pada usia 7 tahun, Carolus belajar di sekolah biara dimana ia menerima jubah pakaian rohaniwan. Pada usia 21 tahun, ia lulus cum laude untuk studimya di bidang hukum Gereja dan Sipil. Setahun kemudian ia diangkat menjadi kardinal oleh pamannya, Paus Pius IV dan menjadi sekretaris negara.

Carolus sangat rajin belajar dan bekerja tanpa mengenal waktu . Bertentangan dengan keinginan kelauarganya, Carolus ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1563. Beberapa bulan kemudian ia ditahbiskan menjadi uskup dan diangkat menjadi uskup agung Milano. Sejak saat itu ia hidup sederhana, berdoa panjang dan matiraga. Kekayaannya dibagikan kepada orang miskin: dan disisihkan untuk beasiswa.

Setelah menjadi uskup, ia berjuang keras memperbaharui keuskupannya. Ia dengan gigih melaksanakan keputusan pembaharuan dari Konsili Trente. Ia mendirikan sekolah minggu untuk membantu perkembangan iman dan pengetahuan iman anak-anak. Staf keuskupan harus hidup seperti biarawan yang baik: bersemangat, berdoa, mengaku dosa, berpuasa dan hidup sederhana. Ia mengunjungi paroki-paroki dan mengadakan rapat dengan pastor-pastor untuk memikirkan perkembangan iman umat. Ia mendirikan seminari untuk mengembangkan pengetahuan para calon imam. Ia mendirikan kongregasi dan menulis hukum Gereja lengkap dan menyusun undang-undang pastoral. Iman umat disemangati dan dikuatkan. Ia sendiri memberikan contoh hidup sederhana, saleh, dan tampa pamrih. Banyak biara tidak setuju dan melawannya, tetapi ia jalan terus.

Tahun 1570 di Lombardia ada kegagalan panen dan banyak orang menderita kelaparan. Ia menjadi penolong dan mengorganisir pertolongan bagi mereka. Tahun 1576 ada wabah pes di Milano, ia ikut merawat para korban, ia menjual semua milik pribadi dan keuskupan untuk membantu mereka. Ia mendirikan rumah sakit dan meringankan beban mereka. Pada malam hari tanggal 3 November tahun 1584, Carolus wafat pada usia 46 tahun. Ia dimakamkan di Katedral Milano.

B.     Semangat yang dapat diteladani

Ada beberapa semangat hidup yang dapat diteladani dari St. Carolus Borromeus. Semangat hidupnya itu merupakan tanda bahwa ia hidup dalam kasih  seperti diajarkan Tuhan sendiri. Antara lain :

  • Belajar rajin dan tidak kenal lelah
  • Bekerja giat
  • Hidup sederhana dan saleh
  • Hidup dekat dengan Tuhan ; berdoa & matiraga
  • Mengembangkan orang lain ; pendidikan religius anak, pendidikan calon imam, pendidikan umat dan  pendidikan pastor-pastor
  • Peka kepada mereka yang menderita ; melayani orang sakit pes dan membantu siswa yang miskin dengan bea siswa
  • Tidak menyerah pada tantangan : meski ada lawan, ia jalan terus.

C.    Bagaimana semangat  St. Carolus Borromeus ditularkan pada anak-anak.

Semangat Carolus yang utama dapat dirangkumkan dalam beberapa nilai, antara lain : daya juang, kepekaan kepada orang lain, peningkatan hidup religius, dan cinta pada lingkungan. Nilai-nilai itu sangat berguna bagi kemajuan dan perkembangan anak-anak muda jaman sekarang.

  • Daya juang dalam belajar. Jaman ini anak-anak suka menyerah, tidak punya daya juang tinggi dan  mudah mengeluh . Hal ini disebabkan karena budaya instant dan hidup yang serba enak. Maka semangat daya juang sangat penting. Semangat ini dapat disampaikan kepada anak lewat pendampingan belajar di kelas dan di rumah. Anak didampingi agar memiliki semangat dalam mengerjakan tugas, PR dan tekun belajar.
  • Kepekaan kepada orang lain / teman . Banyak orang sekarang ini kurang peka terhadap kebutuhan orang lain. Budaya korupsi, jelas merupakan bukti dalam hal ini. Bila negara mau maju, maka kita diharapkan peka pada keadaan orang lain, terutama yang miskin dan lemah. Anak-anak dapat dibantu untuk kenal dan akrab dengan teman lain siapapun itu. Selain itu anak juga diajari peka pada teman yang kurang mampu, yang lemah dan mau membantu mereka. Latihan saling membantu dan  kerja kelompok mengerjakan tugas, sangat penting diadakan. Latihan mentaati aturan bersama juga merupakan bentuk kepekaan pada kebutuhan orang lain.
  • Meningkatkan hidup religius. Agar anak dibiasakan untuk dekat dengan Tuhan, dengan Sang Pencipta. Ini dapat dibantukan lewat kebiasaan bersyukur dan kebiasaan mencintai ciptaan Tuhan : Entah itu dengan teman, alam dan lingkungan juga dirinya sendiri.
  • Cinta Lingkungan. Anak dibiasakan untuk mencintai lingkungan dan hemat dengan segala bahan yang ada. Sangat pentng, kita melatih anak-anak untuk membersihkan  lingkungan, membuang sampah pada tempatnya, dan menjaga kesehatan diri.

D.    Tugas orang tua dalam menanamkan nilai pada anak

Penanaman nilai-nilai semangat St. Carolus Borromeus, bukan hanya tugas guru dan sekolah, tetapi juga menjadi tugas orang tua di rumah. Maka perlu ada kerjasama antara sekolah dan orang tua, sehingga penanaman nilai yang baik itu sungguh sejalan , dan anak semakin maju dan menjadi pribadi yang berkarakter. Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh orang tua antara lain :

  • Mendampingi anak saat belajar di rumah. Bila ada tugas dan PR, anak didukung untuk senang mengerjakan.
  • Melatih pelan-pelan anak melakukan pekerjaan yang menjadi tugasnya. Misalnya : dilibatkan dalam kebersihan rumah, kebersihan pakaian, kebersihan diri sendiri dan tanggung jawab yg sederhana setiap hari.
  • Membantu anak lebih sosial. Memperbolehkan anak bermain dengan teman-teman sekitar. Membantu anak peka pada orang miskin dengan melatih memberikan pertolongan. Membantu anak peka pada saudara yang sakit dengan mengunjungi. Membantu anak mengungkapkan gagasannya bila melihat keadaan orang / masyarakat yang menderita di TV dan lain-lain.
  • Membantu anak lebih mentaati aturan, hukum, dan etika sopan santun dalam kehidupan sehari-hari dimanapun anak berada. Hal ini dapat dilatihkan pada anak dalam kerangka membantu anak lebih peka pada kebutuhan orang lain.
  • Membantu anak suka bersyukur pada Tuhan. Membantu anak suka berdoa dan beribadat . Anak dibantu untuk semakin menyenangi nilai kebaikan dalam hidupnya.  Juga dibantu untuk selalu bersyukur kepada Tuhan atas apapun yang dialami.
  • Kerjasama dan dialog dengan sekolah. Bila ada sesuatu yang tidak jalan dengan penanaman nilai-nilai tersebut, hal itu  dapat dibicarakan dengan sekolah dan guru kelas, sehingga dapat dibantu lewat sekolah. Maka kerjasama dengan guru dan sekolah sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai pada anak.
Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment