Article Detail
Pentingnya Memandang dengan Mata Hati
Sungguh kita sadari, masih banyak persoalan di dunia pendidikan yang belum selesai hingga saat ini. Baik itu persoalan manajemen sekolah, asesesmen pembelajaran, kurikulum, profesionalitas guru, dan kebijakan-kebijakan yang hanya diarahkan pada persoalan teknis . Menghadapi tantangan zaman yang semakin rumit , kita semua yang terlibat dalam pendidikan untuk mampu menempatkan dan memecahkan persoalan pendidikan secara mendasar serta memandang setiap persoalan pendidikan yang dihadapi dengan mata hati karena dasar filosofi pendidikan adalah cinta dan hati sebagai spirit mendidik.
Guru sebagai ujung tombak pendidikan, bukan hanya berperan untuk menstransfer knowledge, tetapi lebih menawarkan values yaitu bukan hanya sekedar mengajar tetapi lebih berperan untuk mendidik, mengasah kebajikan , menjadikan peserta didik semakin menemukan dirinya sebagai manusia, mengembangkan seluruh aspek dan kebutuhan anak dalam tugas perkembangannya. Dan tugas utama guru sebagai pendidik adalah mewartkan cinta . Untuk dapat melakukan semua itu , yang bisa dilakukan pertama kali adalah memurnikan cinta yaitu dengan memurnikan motivasi dan panggilan mendidik. Setelah itu guru dapat menyinarkan cinta dengan mendidik dan mendampingi peserta didik. Dengan berbagai macam cara guru membagikan cinta dengan menyatukan seluruh kadar dan ekspresi cinta itu untuk mempersembahkan diri dan hatinya sebagai wujud tanggung jawab, profesionalitas dan kecintaan guru terhadap panggilan keguruannya dan sebagai pendidik bisa membuat kesatuan hati dan budi. Untuk bisa mewujudkan itu semua , guru dituntut memiliki karakter yang baik dalam profesionalitasnya.
Semangat yang mendasari bahwa pendidikan bukan semata-mata mentransfer pengetahuan dan bukan hanya mata pelajaran dengan bahan yang menggunung. Sekolah adalah lembaga formatio jiwa, akhlak, moral dan karakter peserta didik. Guru bukanlah sesorang yang bertugas memindahkan pengetahuannya ke dalam otak peserta didik namun perjumpaan guru dengan peserta didik di sekolah adalah proses yang mengedapankan “ pengalaman belajar ” peserta didik.
Pengalaman belajar akan mudah diperoleh peserta didik melalui kegiatan refleksi karena refleksi sebagai proses untuk memperjelas motivasi, menyadari alasan yang mendasari suatu keputusan, mencermati dorongan suatu tindakan, menimbang-nimbang pilihan dan mencermati kembali peristiwa yang dialami. Guru mengajak peserta didik membuat refleksi untuk melihat dan mencermati kembali peristiwa yang dialami. Menangkap makna yang lebih dalam dari suatu pengalaman, berkaitan dengan masa lampau – pengalaman yang sudah lewat, dan mengarahkan ke masa depan, yang akan membentuk sikap, pola pikir dan perilaku baru untuk bekal di masa depan. Maka pendidikan karakter akan mudah terbentuk apabila peserta didik sejak kecil sudah diajak melakukan refleksi.
Sebagai guru atau sebagai pemerhati pendidikan, hendanya kita melihat ke dalam diri kita, apa yang masih bisa kita upayakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kita, memperluas ruang hati kita agar kita bisa memberi per-HATI-an pada anak-anak yang Tuhan percayakan kepada kita.
Elisabeth Sri Maryati
-
there are no comments yet